Senin, 26 Januari 2015

Surga Dunia Part I

Ada sedikit oleh-oleh dari kajian muslimah 26 Januari 2015 yang bertempat di AQL Tebet, Jakarta Selatan. Ada dua orang narasumber, yang pertama ustadzah aminah yang berasal dari mekah. Alhamdulillah atas ijin Allah saya bisa bertemu dengan beliau, karena beliau langka datang ke Indonesia.

Pembicara yang kedua adalah ustadz Bachtiar Nasir, beliau adalah juri Tahfidz di salah satu TV swasta dan sekarang mengisi acara Tadabur Al-Quran di TV tersebut. Pertama saya akan sharing materi dari ustd. Bachtiar, insya Allah di lain kesempatan saya akan sharing materi dari ustadzah Aminah.


Surga dunia
Ustd. Bachtiar Natsir

Ada ungkapan "berat kemungkinan untuk menikmati surga di akhirat, jika tdk bisa merasakan surga Allah di dunia".

Surga Allah di dunia :
1. Pintu surga. Pintu surga di dunia adalah berdzikir. Berdzikir dengan asmaul husna/nama Allah. Berdzikir atau mengingat Allah. Barang siapa mengingat Allah maka ia sudah menikmati surga dunia. Jika asma Allah tdk disebut dalam hatinya maka kiamatlah orang tersebut. Karena dunia terjadi kiamat ketika sudah tidak ada lagi yg menyebut asma Allah. Jika sudah disebut asma Allah, maka teranglah hatinya, lembutlah hatinya.

Kita tau raudoh.. Yaitu taman diantara taman surga, knp disebut taman surga..apakah ada taman disana? Bisa iya bisa tdk, tergantung siapa yg melihat (berdasarkan keimanan). Disebut taman surga karena Rasulullah saw banyak mendapat rahmat disana. Maka ketika di raudoh banyaklah menyebut asmaul husna. Skrg di raudoh berdesakan, tdk perduli org sekitarnya.. Maksain sholat disana, tdk usah begitu berdoalah sedapatnya karena surga Allah itu seluas langit dan bumi. Jgn sampai kita kehilangan subtansi dlm beribadah.

2. Jika pintu surga itu dzikir, maka berjalan di surga itu adalah dgn cara bersabar. Mensyukuri kebaikan2 yg telah Allah berikan. Sabar yg indah adalah ketika ditimpa musibah tapi ia tetap bersyukur.

3. Sedangkan puncak surga itu sendiri adalah beribadah. Percantiklah ibadah di hadapan Allah SWT. Hakikat ibadah adalah tunduk/patuh. Menjalankan perintahnya dan menjauhi laranganya dengan penuh "kehinaan".

Mudah2an kita bisa merasakan surga Allah di dunia, sehingga kita dapat jg merasakan surga Allah di akhirat.

Sekarang bagaimana nih peran kita sbg wanita, sebagai istri, sebagai ibu dari anak2 kita?

Kelebihan mukmin yg sedang berbahagia itu anatara lain dia mengajak org lain untuk merasakan kebahagiaan yg dia rasakan, yaitu kebahagiaan untuk taat kpd Allah.
Contoh ketika kita merasakan nikmatnya memakai jilbab, kita pengen org lain merasakan jg nikmatnya memakai jilbab dengan cara mengajaknya.

Sebagai ibu/istri kita hrs mengajak suami dan anak untuk taat kpd Allah.
Banyak kasus di rumah tangga..ada yg blg. Apa yg harus saya pilih..
1. Menceraikan suami saya untuk mendapatkan org lain yg lebih baik atau
2. Menunggu dan bersabar sampai batas waktu yg Allah berikan
Terkadang memang masalah rumah tangga itu pelik.. Penghianatan, suami/istri yg tdk taat kpd Allah, msalah ekonomi dll. Tapi yg terbaik adalah menunggu dan bersabar untuk mendapatkan yg terbaik. Perceraian itu memang salah satu solusi dalam rumah tangga. Tapi perbuatan halal yg dibenci Allah SWT. Boleh bercerai jika sudah mencukupi sarat perceraian secara fiqih..misalnya org yg murtad, suami yg tdk memberikan nafkah lahir/bathin dll.

Ukuran kesuksesan berumah tangga bukan rumah tangga itu langgeng atau tidak. Tapi rumah tangga yg sukses adalah mengingatkan secara terus menerus tentang betapa bahayanya siksa api neraka.

Ranah perempuan adalah ranah kelembutan, kepasrahan dan doa. Kit harus bisa masuk ke hati anak/suami ke relung yg paling dalam.

Cara menaklukan suami, agar mengajak untuk taat kpd Allah SWT :
1. Pandai menyenangkan dan enak dilihat.
2. Nurut sama suami
3. Jika kamu berada di belakangnya maka jagalah anak, jagalah harta, jagalah kehormatan suami dan jagalah kesucian diri.
Jika perempuan melakukan ketiga hal tsb, tdk akan tersakiti seburuk apa pun pasanganya. Contoh asiyah istri firaun, bgmn bengisnya firaun tp asiyah tdk tersakiti.

Selasa, 13 Januari 2015

Tukang Sepatu

Tidak ada hal yang kebetulan.. Allah telah merancang setiap pertemuan dan perpisahan. Begitu juga dengan pertemuan saya dengan beberapa orang penjual sepatu. Malam itu, sekitar pukul 01.00 sekilas saya melihat beberapa laki-laki membawa tas besar dan ditanganya memegang beberapa buah sepatu, tampak sekali mukanya kelelahan. Pertemuan itu terjadi beberapa detik, karena pada saat itu saya dibonceng suami saya ketika hendak pulang dari pengajian.

Kenapa mereka terus berjalan, apa mereka masih berjualan selarut ini? Mereka berasal dari mana? Mereka tidur dimana? Apa mereka bisa makan? Bagaimana keadaan keluarga mereka?apakah anak-anak mereka masih sekolah?
Banyak sekali pertanyaan di benak saya. Lalu saya melihat seseorang sedang menarik gerobak sampah.. Ya Allah, diluar begitu dingin.. Sampai selarut ini mereka masih bekerja.

Seketika beban dipundak saya pun nyaris menghilang. Saya sering mengeluh pada suami terhadap rejeki dan masalah-masalah yang kami hadapi. Begitu banyak ketakutan, saya takut merasa kekurangan, saya takut masalah-masalah yang lebih besar menghinggapi keluarga kami. Padahal saya masih bisa makan, masih tidur di tempat tidur yang empuk. Bagaimana kalau Allah mencabut nikmat itu :(
"Ya Allah, jauhkan kami dari kemiskinan karena kemiskinan itu dekat dengan kefakiran"

Padahal di zaman rasulullah saw ada beberapa sahabat yang kekurangan, bahkan minum pun menggunakan tangan karena gelas/cangkir pun mereka tidak punya. Tapi masya Allah tidak sedikit pun iman mereka bergeser.
Seperti yang kita ketahui putri rasulullah saw, sayidah fatimah hidupnya sangat sederhana. Bila sekarang putri dari presiden atau putri raja mereka hidup dengan fasilitas mewah, fatimah tidak sama sekali, bahkan diriwayatkan tanganya kasar. Pernah beliau meminta budak kepada ayahnya tapi rasulullah saw tidak memberinya, karena rasullah saw tahu bahwa dari sanalah pahala mengalir untuk sayidah fatimah. Bahkan setiap butir beras pun berdzikir untuk kita bila kita menyiapkan makanan untuk keluarga kita. Kesulitan para sahabat akan dunia tidak membuat mereka 'minder' ketika bergaul dengan sahabat lain yang lebih kaya. Mereka tau kalau kaya itu ujian dan miskin juga ujian. Siapa yang merasa hina karena kemiskinan maka telah rusak imanya, dan siapa yang merasa mulia karena harta maka telah pula rusak imanya. 

Memang masalah dalam rumah tangga itu begitu pelik, diperluakan hati yang lapang dan kesabaran yang ekstra menghadapinya. Ibarat minum jamu yang rasanya pahit, tapi mungkin keesokan harinya badan lebih sehat.
Teringat pesan teman saya, dia bilang ketika masalah menghimpitnya seakan tidak ada jalan keluar capek rasanya memikirkan dunia, lebih baik kita mendoakan muslim lain, barangkali mereka butuh doa kita juga siapa tau kita sedang didoakan mereka sehingga masalah kita selesai berkat bantuan dari doa mereka.

Dulu saya ingin sekali menikah, sampai pernah kesal sama Allah ko belum nikah-nikah. Padahal teman yang lain yang jarang sholatnya bolong jodohnya cepet. Teman saya yang ga pernah berdoa minta jodoh, tiba-tiba dilamar. Padahal mungkin kapasitas saya pada waktu itu belum memenuhi syarat untuk menikah. Nyatanya setelah menikah pun saya seperti kelabakan menghadapi masalah yang datang.

Mungkin banyak ukhti diluaran sana menjerit, "Ya Allah aku ingin menikah". Bersabarlah karena mungkin Allah telah merancang episode terbaik dalam kehidupan kita. Nimatilah masa sendiri dengan disibukan kegiatan yang bermanfaat. Mungkin sekarang masih bisa bercengkrama dengan teman, bila sudah menikah mungkin kita disibukan dengan aktifitas dalam berumah tangga. Mungkin sekarang masih bisa wisata kuliner atau travelling ke tempat lain, mungkin nanti kita tidak bisa menikmatinya lagi karena mungkin skala prioritasnya sudah berbeda. Karena tidak mau kan Allah memberikan yang kita inginkan bukan dengan uluran lemah lembut penuh keridhoan, tapi dilempar ke wajah kita penuh amarah & laknat, "nih ambil! Terserah mau jungkir balik, mau nyungseb, ambil aja" astagfirullah naudzubillahi min dzaalik.

Alhamdulillah untuk setiap keadaan baik itu sudah menikah atau masih sendiri. Sudah punya keturunan atau belum. Apa pun keadaanya yang penting selalu dekat dengan Allah, karena Allah lah sumber kebahagiaan kita.

Sabtu, 27 Desember 2014

Say 'No' to moduser

Tidak mudah menjadi seorang akhwat yang sholehah, yang menjaga diri karena takut kepada Allah. Mencoba menjaga pandangan dari hal yang haram, berusaha terus mempelajari agama agar mengokohkan keimanan, berusaha mempelajari ilmu tentang rumah tangga, agar kelak bisa menjadi istri sholehah & madrasah untuk anak-anaknya kelak.

Disaat perempuan lain mengikuti trend agar mendapatkan julukan "fashionable", tapi ia berbeda. Tak lagi mementingkan penampilanya di mata manusia, ia hanya ingin berusaha tampil terbaik di depan Allah. Disaat orang memandang sinis karena pakaianya menutupi seluruh tubuhnya, ia tetap teguh pada pendirianya untuk memakai pakaian syar'i karena rasa malunya kepada Rabb nya.

Disaat perempuan lain mengabiskan waktu untuk nongkrong di tempat favoritnya, ia lebih memilih untuk duduk di majelis ilmu.

Disaat perempuan lain menghabiskan waktu dengan orang yang disebutnya 'pacar/kekasih', ia berusaha menolak rasa yang hinggap padanya, karena ia ingin mempersembahkan rasa itu hanya untuk orang yang kelak menyempurnakan setengah agamanya.

Wahai ukhti, ketika seseorang menikahi laki-laki karena harta. Engkau lebih memilih seseorang karena imannya, karena engkau tau kalau harta adalah ujian, yang terpenting adalah imannya. Wahai ukhti, engkau tidak gemerlap oleh perhiasan dunia. Karena engkau tau sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita sholehah. Mungkin engkaulah perhiasan itu.

Wahai ukhti, ketika seseorang menikahi laki-laki karena rupa. Bahkan itu pun tidak engkau cari. Karena engkau tau, ketampanan wajah itu termakan usia. Sedangkan ketampanan hati tidak akan tergerus oleh waktu.

Wahai ukhti, ketika seseorang menikahi laki-laki karena cinta. Engkau malah menitipkan semua rasanya pada Allah, karena engkau tau mencintai seseorang karena Allah lebih indah dari pada mencintai seseorang karena hawa nafsu.

Ah.. Ukhti sungguh indah dirimu, lebih mulia dari bidadari surga

Tapi ukhti, berhati-hatilah pada ikhwan yang mencoba mendekat. Mungkin karena kemuliaan
 akhlakmu, sehingga mereka mencoba mendekatimu.

Tidak semua ikhwan itu baik, kadang mereka sudah sangat faham dengan pendirianmu untuk sendiri sampai ijab kabul. Mereka mencoba memanfaatkanya, 'hanya' untuk mendekatimu. Mereka tidak benar-benar menginginkanmu. Hati-hati ukhti, kadang pada tahap ini banyak 'bunga' menjadi layu sebelum mekar. Suatu prestasi besar untuk setan jika bisa merayu orang yang sholeh/sholehah.

Tetap waspada wahai ukhti, karena engkau belum sampai di garis finish. Jangan berikan hatimu untuk seseorang yang belum halal. Jaga terus pandanganmu, tunggulah sampai ijab kabul itu selesai. Sabarlah sebentar,,, meski pun khitbah sudah dilalui tetaplah bersabar, tunggulah sampai semuanya mejadi halal. Karena bukankah ridho Allah yang engkau cari.
Jangan biarkan perjuanganmu sejauh ini hancur. Karena aku tau ukhti, perjalananmu engkau lalui dengan doa & air mata.

Wahai akhi, aku tau engkau sudahlah paham tentang agama. Sudah banyak yang engkau pelajari, tapi akhi.. Apa engkau tau mendekati akhwat & hanya mempermainkanya menurutku itu begitu jahat. Seperti memetik bunga & membuangnya ke jalanan. Bukankah Allah telah melebihkan engkau laki-laki dibanding perempuan sebagai penjaga dan pelindung dari perempuan. Mungkin engkau tidak mempunyai kakak/adik perempuan, sehingga engkau tidak paham. Tapi aku yakin engkau seorang anak dari seorang perempuan. Mengertilah karena kami adalah kaum ibumu.

Mohon maaf lahir bathin, yang berbica belum tentu lebih baik dari yang mendengar.

#Sebaik-baiknya diri kita, lebih baik orang lain. Seburuk-buruknya orang lain. Lebih buruh diri kita

Senin, 08 Desember 2014

Ya Allah, aku jatuh cinta

Siang itu alhamdulillah dengan ijin Allah saya bisa hadir dalam sebuah acara taklim di salah satu masjid di daerah tebet, jakarta selatan. Dengan tema "Ya Allah aku jatuh cinta". Saya akan sedikit share, mudah-mudahan bermanfaat.

Jika cinta hanya milik laki-laki yang berparas tampan lalu bagaimana dengan seseorang di masa rasulullah saw yang berwajah tidak tampan. Suatu hari ia ditanya oleh rasulullah saw, "apakah kau ingin menikah?"
"Tentu saja ya Rasul" jawabnya "Tapi apakah ada yang mau menikah denganku?"
"Datanglah ke rumah si fulan dan katakanlah kalau aku yang menyuruhmu untuk melamar anaknya"
Bukan main-main rupanya karena si gadis yang dimaksud adalah gadis tercantik.
Lalu datanglah ia ke rumah gadis itu dan menemui ayahnya.
"Ada apa gerangan engkau datang ke rumahku" tanya sang ayah.
"Rasulullah saw menyuruhku datang untuk melamar anakmu"
Sang ayah bahagia mendengar ucapanya. "lalu kapan rasul akan datang menemuiku?"
"Aku datang melamar anakmu bukan untuk rasul, tapi untuku". Seketika sang ayah kaget mendengarnya. Wajah yang tadinya sumringah mendadak redup.
"Baiklah aku akan menanyakan terlebih dahulu kepada anakku".
Sang ayah sebenarnya tidak setuju anaknya yang cantik dinikahi seorang pemuda yang buruk rupa. Tapi hebatnya sang anak berkata "aku mau ayah, karena rasul yang menyuruhku. Aku yakin kalau rasul menyuruhku akan ada kebaikan didalamnya."
Singkat cerita mereka pun menikah. Pada saat malam pertama ternyata ada panggilan perang dan si fulan mengikuti perang tersebut dan akhirnya mati sahid.

Bergitulah salah satu cerita di zaman rasulullah saw. Menunjukan bahwa cinta itu bukan hanya milik laki-laki dan perempuan rupawan. Bukan juga hanya milik orang yang berharta.
Rasanya terlalu dini ketika sepasang muda-mudi bertemu dan bilang "aku cinta kamu" sedangkan mereka sebenarnya tidak tau apa artinya cinta.

Ada cerita lain antara sepasang kekasih yang berbeda agama. Perempuanya beragama Islam dan laki-lakinya beragama kristen. Demi kekasihnya dia melawan orang tua yang sedari kecil membesarkanya. Akhirnya yang katanya demi cinta, laki-laki tersebut memeluk agama islam agar bisa menikah dengan kekasihnya. Setelah bertahun-tahun menikah dan mempunyai anak, laki-laki tersebut kembali ke tabiat asalnya, kasar. Dia berkata bahwa dia bukan Islam, dia masuk Islam hanya untuk menikahi perempuan tersebut. Akhirnya perempuan itu kembali ke rumah ayahnya dan menceritakan perlakuan suaminya.
"Kamu tinggal disini saja nak. Kalau hanya menafkahi kamu dan anak-anakmu bapak juga mampu."
Bisa dilihat sebenarnya siapa mencintai siapa. Orang tua yang membesarkan kita dari kecil tanpa pamrih dilawan demi seseorang yang baru dikenal dengan alasan "cinta".
Laki-laki tersebut datang ke rumah ayahnya untuk membawa kembali anak-anaknya yang dibawa sang istri, tapi ayahnya pasang badan. Akhirnya sang ayah disiram bensin dan dibakar oleh menantunya dan sampai sekarang kasusnya masih disidangkan.

Rasanya memang kita sebenarnya belum tahu apa itu cinta. Pernah saya bertanya pada suami saya. "Kapan pertama kali kamu cinta sama saya."
Suami saya jawab "cinta? Cinta itu hanya untuk Allah dan Rasul Nya"
Dari situ saya sadar bahwa sebenarnya pun saya tidak tahu cinta itu apa.

Mungkin cinta itu seperti cinta Allah kepada hambaNya. Allah menjaga mahluknya setiap saat, bahkan saat tidur sekali pun. Allah beri kita nikmat tapi tanpa sadar nikmat tersebut dipakai untuk maksiat. Allah beri ujian agar kita dekat, tapi kita malah mengutuki ujian tersebut.

Mungkin cinta itu seperti cinta Rasulullah saw kepada umatnya, siang malam beliau berdoa untuk umatnya. Sampai dipenghujung umurnya beliau masih mengkhawatirkan kita "umatku, umatku, umatku."

Mungkin cinta itu seperti orang tua yang merawat & mendidik anaknya sedari kecil. Bekerja keras hanya ingin sang anak mendapatkan kehidupan yang layak & pendidikan setinggi-tingginya.

Kita terlalu tergesa mendefinisikan cinta. Sebatas hanya antara laki-laki dan perempuan. Cinta itu bukan kemaksiatan, cinta itu bukan membawa kita untuk menentang Allah dan RasulNya. Cinta harusnya bisa membawa kita ke surga. Seperti kisah wanita yang taat beragama, dia masuk neraka karena mengurung binatang & tidak memberinya makan hingga hewan tersebut mati. Hal ini bertolak belakang dengan seorang pelacur yang masuk surga karena memberi makan hewan.

Jadi masih bisa bilang cinta kepada seseorang yang bukan mahrom?
Belajarlah mencintai Allah dan Rasulullah saw, baru akan mengetahui cinta itu apa. Ini peer buat saya, teguran buat saya...

Jumat, 31 Mei 2013

Bagaimana Dunia Tanpa Terimakasih


Apakah kamu tau apa itu terimakasih?
Terimakasih adalah suatu ungkapan,
suatu pernyataan, dan suatu tanda sopan santun.

Tapi bagaimana dunia tanpa terimakasih?
Dunia ini tak akan ada lagi kata pengharagaan dan penghormatan.
Tidak akan ada bedanya antara pemberi dan penerima.
Tanpa ada terimakasih tak akan ada
ungkapan syukur kepada Allah SWT.
Dan tanpa terimakasih tak akan ada
orang yang mau menolong.

Sekarang yang ingin aku tanyakan,
apakah kamu termasuk orang yang suka berterimakasih?
apakah kau telah membalas pertolongan yang orang lain berikan kepadamu?
apakah kau telah menghargai pertolongan yang orang lain berikan kepadamu?
Jika jawabannya “belum” maka segeralah lakukan,
selagi kamu masi bisa bernafas.
Karena waktu tidak pernah mau berbaik hati untuk menunggu.
Dan waktu tidak akan pernah mau kembali.
Lakukanlah sebelum penyesalan itu datang.
Janganlah malu untuk berterimakasih kepada siapa pun itu.
Walaupun dia adalah orang yang lebih muda darimu,
atau mungkin dia murid mu.
Dia mungkin orang yang tidak berarti bagimu,
bahkan mungkin orang yang kau anggap sebelah mata.

Karena dengan melakukan itu kamu telah memberikan penghargaan
kepada orang lain dan juga dirimu sendiri.
Dan terimakasih sudah membaca tulisan ini

Kamis, 30 Mei 2013

Tak Kenal Maka Ta’aruf


 Cinta itu ibarat kita sedang menunggu bus di halte.
Bus pertama muncul, kamu berkata di dalam hati
“Ih gw ga mau naik bus itu. kayaknya penuh.
Ogah banget desak-desakan.”
Lalu bus pertama pun berlalu.

Bus kedua datang, kamu kembali memutuskan untuk
tidak menaiki bus tersebut.
“Bus nya jelek, ga mau gw naik bus yang jelek.”
Setelah beberapa saat, bus ketiga muncul tapi kamu
hanya bengong tidak menghentikan bus tersebut.

Dalam hati kamu bertekad untuk menaiki bus selanjutnya,
karena kamu sudah terlalu lama menunggu bus.
 Akhirnya bus selanjutnya datang dan tanpa fikir panjang
kamu naik bus tersebut, padahal jurusan yang dituju
tidak sesuai dengan tujuan perjalananmu.

“No body is perfect”.
Dimana pun kamu mencari orang yang sempurna,
 kamu tidak akan pernah bisa menemukannya.
Carilah orang yang sejalan dan sefaham denganmu.
Jangan terlalu cepat menilai seseorang,
 sebelum kamu mengenalnya lebih jauh.
Menantilah dengan taat, terus tingkatkan kualitas diri
agar kamu bertemu dengan orang yang terbaik.
Janganlah terlalu berlarut-larut dalam kesedihan
dan terlalu lama menunggu untuk orang yang belum pasti,
karena waktumu terlalu berharga untuk diberikan
kepada yang belum ‘halal’.

 Tak kenal maka Ta’aruf.
Happy Trying ^_^

Selasa, 21 Mei 2013

AMANAH SEORANG MUSLIMAH


Bismillah…
Saya coba akan sharing hasil pengajian saya di Darul Muslimah 10 Mei 2013

Ketika mendengar judul di atas apa sih yang terlintas di benak teman-teman? ada yang menjawab kewajiban sorang istri mengasuh anaknya, taat kepada suami dan lain sebagainya mengenai peran yang hanya dimiliki seorang wanita.


 









Mari kita lihat di surat Al-Araf ayat 172 :
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) :” Bukank h aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab : “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami  lalaikan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak megatakan : “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”
Saya yakin teman-teman bisa menyimpulkan sendiri mengenai apa amanah untuk seorang muslim.
Sebelum dilahirkan manusia bersaksi untuk mengabdi kepada Allah SWT seperti yang disebutkan ayat di atas. Emang bener gitu? kapan tuh? ko saya ga inget ya? mungkin itu yang ada di benak teman-teman. Oleh karena itu, Allah memberikan potensi kepada manusia. Kenapa Allah memberi potensi itu hanya kepada manusia, karena manusia adalah khalifah. Allah memberikan dua potensi :
1.    Bodoh dan Dzalim. Sebenarnya ada istilah bahasa arabnya, tp sy ga bisa bahasa arab
Bodoh dan dzalim disini netral, bisa positif atau negatif. Negatifnya biar anda sendiri yang mencari contohnya. Bodoh positif diciptakan agar manusia bergantung hanya kepada Allah SWT. Sedangkan dzalim singkatnya manusia tidak pernah puas. hal ini dimaksudkan agar manusia tidak pernah puas dalam beribadah, bayangkan jika manusia cepat puas. “Ah buat saya sholat saja cukup”, trs apa kabar dengan ibdah-ibadah yang lain?
2.       Penglihatan, pendengaran, dan hati
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (16:78)

Tadi disebutkan bahwa sebelum manusia lahir ke dunia sebelumnya mereka pernah melakukan perjanjian dengan Allah SWT.  Tapi ko ga inget? yah.. justru itu Allah memberi manusia penglihatan, pendengaran dan hati. Ada Al-Quran dan Hadist, ada juga para Nabi, Sahabat, orang-orang penerus risalah (termasuk salah satu tugas kita).

“Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. setiap kali dilemparkan di dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir). Penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”
Mereka menjawab : “Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan (nya) dan kami katakan : “Allah tidak menurunkan sesuatupun, kami tidak lain hanyalah dalam kesesatan yang besar”. (67:8-9)

Saya yakin yang membaca pinter-pinter.. yah silahkan dimaknai ayat tersebut.
 
“Dan Dialah  yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” (23:78)

Pendengaran sebernarnya diciptakan agar kita bisa mendengarkan Ayat-ayat Allah, tapi seringnya dipkai untuk bermaksiat (NTMS). Penglihatan dan hati pun demikian. Kadang kita sering liat perempuan/laki-laki yang “good looking” Lalu hatinya pun lebih sering dipakai untuk kegaitan duniawi (bkn larangan tapi kapasitas untuk akhiratnya ditingkatkan). Harusnya mata, hati dan kuping digunakan untuk Allah SWT, untuk beribadah. Jadinya manusia sering resah. Kita ambil contoh Cut Nyak Dien, ketika suaminya meninggal beliau tidak menangis “pantang buat wanita Aceh mengangisi orang yang Syahid. Perjuangan kita masih panjang”. Ko bisa sih? yak arena dia focus J, focus pada Allah SWT

“dan sesungguhnya Kami  jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunya mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat( tanda –tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telingga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”. (7:179)

Jadilah kita lebih peka terhadap Allah
Maaf bila banyak kekurangan, semoga bermanfaat J
Wassalam
Demi pertemuan denganNya dan Rasulullah SAW